Kamis, 13 Agustus 2015

Etika Pelayanan Publik



Assalamualaikum Wr. Wb. Hey hey para sahabat pembacaku.. apa kabar? Mudah-mudahan selalu dalam keadaan sehat walafiat yaa.
Pengen cerita dikit nih.. kemaren saya pergi ke salah satu tempat pelayanan public untuk membuat salah satu keperluan saya (jangan disebutin tempatnya nanti ada yang kesinggung hihih) kemudian persayaratannya itu saya harus bawa fotokopi kartu keluarga. Sesampainya ditempat tersebut, saya langsung duduk di ruang tunggu dimana ruang tersebut penuh dengan masyarakat lain dengan keperluan yang berbeda.
Pertama kali saya masuk, saya bingung apa yang harus saya lakukan, pada saat itu saya Cuma berpikir untuk mencari nomor antrean dan sayangnya tempat pelayanan public tersebut tidak menyediakan nomor antrean. Tentunya saya semakin bingung dan panik karena saya gak tau siapa yang datang duluan dan kapan giliran saya untuk mengurusi keperluan saya tersebut.
Setelah saya menunggu 20 menit, saya dipanggil salah satu pegawai disitu untuk menyelesaikan keperluan saya. Saya takut kalo nanti ada orang yang udah nunggu daritadi tapi belum dilayanin ehh malah saya duluan. Tapi ternyata gak ada orang yang marah dan saya langsung mengikuti bapak itu ke ruangannya.
Diruangan tersebut, saya disuruh menjelaskan keperluan dan menunjukkan persyaratan untuk memenuhi keperluan saya tersebut. Singkat cerita, keperluan saya dikerjakan oleh beliau kemudian pas udah selesai. Saya dibuatnya kaget dan gak bisa ngomong apa-apa lagi, beliau bilang,”dek ongkosnya 35ribu”
Pada saat itu saya shock banget terus langsung terlintas dipikiran saya ,”kok perlu ongkos? Kan daritadi dia gak kemana-mana” tapi Karena saya kaget tingkat dewa, yaudah saya langsung kasih 50ribu dan kembaliannya gak dibalikin ke saya. Yaudah saya bilang terima kasih dan langsung meninggalkan tempat tersebut.
Jujur saja, saya sangat kecewa dengan pelayanan yang diberikan, ok gakpapa kalo memang dia minta upah tas pekerjaan yang telah ia lakukan terhadap public, anggap saja seserannya. Tapi kan kalo bayar seharusnya dia harus memberikan pelayanan yang baik dan harus mengutamakan kepuasan terhadap para pemangku kepentingan, tapi yang saya rasain malah sebaliknya.
Waduhh jadi curhat gini kapan materinya? Ahhaha maaf yaa..
Terkait dengan cerita saya, mungkin teman-teman juga udah ngerasain kan hal semacam itu. Maka dari itu hari ini saya akan bahas mengenai Etika Pelayanan Publik.
1.       Pengertian Etika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan Publik adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh aparatur pelayanan public, pegawai negeri dan birokrasi untuk mengambil sebuah keputusan dan berperilaku yang dapat dibenarkan dalam sudut pandang etika terhadap kepuasan para pemangku kepentingan.
Dengan memberikan etika pelayanan public yang baik, tentunya para pemangku kepentingan akan merasa nyaman dan berpikir bahwa aparatur pelayanan public tersebut memiliki rasa tanggung jawab atas pelayanan yang diberikan kepada mereka.
Agar lebih mudah dipahami, kita ambil contoh pelayanan public di wilayah kerja kementerian keuangan, khususnya Direktorat Jenderal Pajak. Apabila teman-teman pernah ke tempat pelayanan tersebut untuk membayar pajak atau keperluan lainnya, pasti akan berpendapat yang sama dengan saya dimana tersedia prasarana dan sarana dengan baik, ramah, sopan, sederhana, jelas, dan akurat.
Tentunya apabila kita merasakan fasilitas atau pelayanan dengan baik maka kita akan merasakan kepuasan atas pelayanan yang telah diberikan. Kepuasan ini merupakan nilai positif antara kedua belah pihak. Nilai positif dari sudut pandang para pemangku kepentingan yaitu merasa dihargai, aman, dan nyaman sedangkan nilai positif dari aparatur pelayanan public yaitu keberhasilan dan upaya mencari solusi baru untuk mempertahankan kepuasan dari para pemangku kepentingan.

2.       Urgensi Pelayanan Publik

a.       Pelayanan publik di Indonesia masih sangat rendah karena penyelenggaraan pelayanan masih amat dipengaruhi oleh hubungan per-koncoan, kesamaan afiliasi politik, etnis, agama, tidak adanya kepastian biaya, waktu pelayanan, dan rendahnya tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik
b.      Kultur birokrasi yang tidak kondusif yang telah lama mewarnai pola pikir birokrat sejak era kolonial dahulu
c.       Eksistensi PNS (ambtennar) merupakan jabatan terhormat yang begitu dihargai tinggi dan diidolakan publik, khususnya jawa, sehingga filosofi PNS sebagai pelayan publik (public servant) dalam arti riil menghadapi kendala untuk direalisasikan

3.       Prinsip-Prinsip Etika Pelayanan Publik
Prinsip merupakan tekad yang telah kita pegang teguh untuk mewujudkan penyelenggaraan Etika Pelayanan Publik dengan baik, prinsip ini semacam panutan atau kiblat dimana hal-hal yang harus dilakukan itu berasal dari mana.
Nilai-nilai dasar yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Pasal 6). Beberapa nilai-nilai dasar tersebut yaitu:
  1. Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan UUD 1945.
  3. Semangat nasionalisme
  4. Mengutamakan kepentingan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan

Sekian yang dapat saya bagikan ke kalian semua. Kalo misalnya ada penjelasan yang kurang jelas atau pertanyaan, yukkk dikomentarin karena kita sama-sama belajar disini.. komentar kalian berpengaruh banget bagi blog saya.
Mudah-mudahan pelayanan public di Indonesia semakin baik dan kalo bisa menjadi contoh bagi negara lain aamiin allahumma aamiin
Mohon maaf apabila ada kesalahan kata atau penjelasan yang kurang berkenan. Wabilahitaufik walhidayah wassalamualaikum Wr. Wb.


1 komentar:

  1. The Wizard of Odds at Casino | JTM Hub
    This casino offers an awesome experience for players 제주 출장마사지 looking for a new way to wager at the real 충주 출장마사지 money gaming 용인 출장안마 industry. 경상북도 출장마사지 The 사천 출장안마 Wizard reviews all this

    BalasHapus